Saturday 25 June 2011

Mengirim TKI, Bukan Mengirim Onta





Tergelitik status seorang teman, "sepertinya kurang bijaksana juga menghentikan pengiriman TKI ke Arab Saudi, apakah pemerintah sudah menyiapkan lapangan kerja di negri ini?"

Saya tidak berkomentar di statusnya, tapi akan berkomentar di sini saja.

Dengan tegas saya akan menjawab, "SANGAT BIJAKSANA, why not?"

Bangsa besar ini, mengapa harus bergantung pada bangsa lain mengenai kehormatannya? Ini bukan lagi masalah income ataupun lapangan kerja. Adakah yang bisa "bergerak" ketika para TKI itu dilecehkan, disiksa ataupun dibunuh? Mereka adalah TKI, satu-satunya profesi yang menyandang nama "Indonesia" pada labelnya (yaah, selain Duta Besar Indonesia). Tetapi seolah pemerintah lupa, mengirim TKI bagai mengirim onta. Dikirim, diserahkan ke pembeli, dan kemudian terserah mau diapakan.

Lapangan kerja di negeri sendiri apa sudah cukup?
Saya jawab: TIDAK.
Tetapi biarkan itu menjadi tanggung jawab pemerintah. Jangan biarkan penguasa negeri ini nyaman ongkan-ongkang. Tidak menciptakan lapangan kerja, langsung kirim, kirim, kirim. Hanya untuk mengibuli statistik jumlah pengangguran, mendapat pujian dari luar negeri, tapi yang menderita TKI juga. Dan itu menjadi tanggung jawab bersama juga. Kreatif dan keuletan mungkin masih perlu dibudayakan di negeri ini.

Silahkan Anda bertanya pada para TKI. Apa pekerjaan mereka sebelum berangkat menjadi TKI? Jawabannya hampir semua memiliki pekerjaan, dalam arti mereka bukan pengangguran. Jadi sebenarnya berangkat menjadi TKI lebih sering karena "impian" dan "iming-iming" TKI lain yang selamat  sukses di negeri orang.

Aih, benar-benar gemes nonton berita TKI ini. Tetapi dipikir-pikir, mungkin tidak sepenuhnya salah pemerintah juga. Mungkin selama ini hati kita kurang peka. Membagi kasih, bersedekah, tidak peduli, kejam dan menyakiti. Hingga saudara-saudara TKI itu lebih nyaman meninggalkan negeri ini...

No comments:

Post a Comment